Puasa Nazar: Pengertian, Hukum, hingga Konsekuensinya

 Puasa nazar adalah salah satu macam puasa yang dijalankan oleh umat Islam untuk menenuhi janji karena hajatnya telah terpenuhi

Puasa nazar tidak dilakukan oleh semua orang Islam, artinya puasa nazar tidaklah wajib dijalankan, berbeda dengan puasa Ramadan. Namun, hukumnya akan berbeda jika seseorang telah mendapatkan keinginannya dan berniat puasa nazar.


Untuk memahami puasa nazar lebih jauh, simak beberapa penjelasan mengenai puasa nazar di bawah ini.


Pengertian Puasa Nazar

Dikutip dari buku Fiqih Ibadah yang ditulis oleh Zaenal Abidin, M.Pd.I. ‎Yulita Futria Ningsih, puasa Nazar adalah puasa yang dikerjakan karena adanya suatu janji atau yang pernah diucapkan sebelumnya.


Nazar berarti janji atau keinginan yang bersifat positif atau baik. Misalnya, seseorang bernazar akan puasa 10 hari apabila keinginannya, yakni lulus ujian masuk perguruan tinggi tercapai.


Nazar yang hanya bisa dilakukan adalah nazar berupa amal kebaikan. Umat Islam tidak boleh bernazar dengan amal keburukan atau maksiat

Apabila seseorang kelepasan bernazar untuk berbuat maksiat kepada Allah, maka hal tersebut tidak wajib bahkan tidak boleh dilakukan. Bahkan, ia harus memohon ampun dan mengucapkan istighfar sebanyak-banyaknya kepada Allah atas nazar berbuat maksiat tadi.


Dalil Hukum Puasa Nazar

Puasa nazar merupakan ibadah yang bersifat sunnah atau fardhu kifayah, tetapi puasa ini berubah hukumnya, yakni menjadi wajib apabila seseorang telah bernazar dan keinginannya tercapai.


Menurut Muhammad Ahsan dan Sumiyati dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, hukum puasa nazar telah dijelaskan dalam dalil Q.S Al-Insan ayat 7 yang berbunyi:


يُوۡفُوۡنَ بِالنَّذۡرِ وَيَخَافُوۡنَ يَوۡمًا كَانَ شَرُّهٗ مُسۡتَطِيۡرًا‏


(Yuufuuna binnazri wa yakhaafuuna yawman kaana sharruhuu mustatiiraa)


Artinya:


Mereka memenuhi nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.


Hukum nazar menjadi wajib juga telah dijelaskan dalam Q.S Al-Baqarah ayat 270. Adapun bunyi dari ayat tersebut ialah sebagai berikut: وَمَا لِلظّٰلِمِيۡنَ مِنۡ اَنۡصَارٍ وَمَاۤ اَنۡفَقۡتُمۡ مِّنۡ نَّفَقَةٍ اَوۡ نَذَرۡتُمۡ مِّنۡ نَّذۡرٍ فَاِنَّ اللّٰهَ يَعۡلَمُهٗ


(Wa maaa anfaqtum min nafaqatin aw nazartum min nazrin fa innal laaha ya'lamuh; wa maa lizzaalimiina min ansaar)


Artinya:


Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nadzarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat dhalim tidak ada seorang penolong pun baginya.


Niat Puasa Nazar

Untuk seseorang yang ingin melakukan puasa nazar, seseorang perlu untuk melafalkan niat puasa nazar pada malam hari, tepat sebelum melaksanakan puasa nazar.


Berikut bacaan niat puasa nazar:


نَوَيْتُ صَوْمَ النَّذَرِ لِلّٰهِ تَعَالىَ


(Nawaitu shaumannadzri lillâhi ta’ala)


Artinya:


Saya niat puasa nazar karena Allah Ta’aala


Tata Cara dan Konsekuensi Puasa Nazar


Puasa nazar adalah puasa yang wajib dilakukan ketika keinginan seseorang terpenuhi dengan melakukan janjinya sesuai yang telah dinazarkan.

Setelah itu, seorang muslim wajib melakukan puasa nazar sehingga langkah awalnya adalah mengucapkan niat puasa nazar dan melaksanakan ibadah puasa sebagaimana puasa pada umumnya.


Apabila tidak mampu melaksanakan puasa nazar seperti yang telah dijanjikan, maka seseorang tersebut harus menerima konsekuensi puasa nazar berupa:


Memberi makan 10 orang miskin


Memerdekakan 1 orang budak


Memberi sebuah pakaian kepada 10 orang miskin


Jika tidak mampu melakukan salah satu perkara di atas, hendaklah seseorang itu berpuasa selama 3 hari.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi Informatika (Semester 1)

Hikmah Berbaik Sangka Terhadap Sesama

Materi Prakarya (Semester 1)